Rabu, 09 November 2011

Manusia Dan Cinta Kasih & Manusia dan Kebudayaan

MANUSIA dan CINTA KASIH


MANUSIA dan CINTA KASIH ..

Hampir semua manusia  di muka bumi ini sering mengatakan kata CINTA KASIH. Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Banyak orang berpendapat tentang arti sebuah kata CINTA dan KASIH.

Bagi saya pripadi CINTA adalah sebuah ungkapan perasaan kasih dari makhluk bisa kepada Tuhannya ataupun sesama makhluk hidup. Dan cinta adalah hal biasa yang sering di rasakan oleh setiap makhluk, manusia terutama. Manusia yang hidup tanpa cinta hidupnya akan terasa Hampa, karna dari cinta kita bisa belajar banyak hal. Salah satunya seperti yang dikutip dalam Al-quran AL-IMRON AYAT 14 : “cintamu kepada sesuatu bisa menjadikan kamu buta dan tuli”.

Ya Cinta memang sudah ada didalam diri kita diantaranya  terhadap lawan jenis. Tapi kalau tak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita. Cinta yg paling tinggi adalah cinta karena  Allah cirinya adalah orang yg tak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu makin berkurang rasa malu. Dan inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tak terkendali.

Hikam:  ”Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yg diinginkan yaitu wanita, lelaki, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik(surga) .”

Dikutip dr Kitab “Mutiara Hadits” SHAHIH BUKHARI bab Kasih Sayang:
No.449 “dari Abu Hurairah ra. berkata:  saya mendengar Rasulullah Saw. Bersabda : ‘’Allah menciptakan rasa kasih sayang itu 100 bagian, 99 bagian itu disimpan NYA di sisi NYA (dan diberikan kelak di surga-’tambaha n dr Kitab MUSLIM), 1 bagian saja yang Allah turunkan ke dunia ini. Dengan yang 1 bagian itu para makhluk seluruhnya saling menyayangi .

No. 447  ”Dari Nu’aiman bin Basyir Ra. ia berkata: ‘Rasulullah Saw bersabda’: ‘Kamu melihat orang yang beriman itu dalam saling kasih mengasihi, saling cinta mencintai dan saling tolong menolong, seperti 1 tubuh yang kalau ada salah satu bagian dari anggota tubuh yg terkena penyakit, maka seluruh (kesatuan dari tubuh ikut merasakan sakitnya)

Intinya Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.

Manusia dan Kebudayaan

Sebagai mahkluk sosial yang berkumpul dan menetap tentunya manusia mengadakan interaksi terhadap sesamanya. Dan selain berinteraksi dengan sesamanya tentunya manusia juga mengadakan interaksi terhadap linkungan alam diamana ia tinggal. Didalam interaksi itu yang dilakukan terus-menerus bahkan dapat menimbulkan sesuatu hal/kebiasaan dalam lingkungan masyarakat yang berulang dan menjadi kebiasaan atau diturunkan kepada masyarakat selanjutnya, hal ini kerap dikenal dengan istilah Kebudayaan.

Jika kita mengamati seluruh kelompok manusia di muka bumi ini, tentunya kita dapatkan berbagai corak Kebudayaan yang berbeda-beda. Bahkan jika dipersempit untuk mengamati Negara kita saja Indonesia, tentunya kita dapat melihat banyak sekali perbedaan Kebudayaan di setiap daerah dari sabang sampai merauke (daerah barat sampai daerah timur Indonesia).

Jika kita telaah tentunya perbedaan Kebudayaan ini sangatlah wajar, karena perbedaan yang dimiliki oleh faktor alam, manusia itu sendiri dan berbagai faktor lainnya yang menyebabkan berbagai corak kebudayaan  tersebut.

Pengertian kebudayaan banyak sekali dikemukakan oleh para ahli, salah satunya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, yang mendefinisikan bahwa Kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari pengertian tersebut menunjukan bahwa kebudayaan itu merupakan keseluruhan dari pengetahuan manusia sebagai mahkluk social, yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi. Atas dasar itulah para ahli mengemukakan adanya 7 unsur kebudayaan, yaitu sebagai berikut :

  1. Unsur Religi
  2. Sistem Kemasyarakatan
  3. Sistem peralatan
  4. Sistem mata pencaharian hidup
  5. Sistem bahasa
  6. Sistem pengetahuan
  7. Seni.

Dalam perkembangannya suatu kebudayaan itu tidaklah bersifat statis (tetap) melainkan bersifat dinamis. Hal ini disebabkan karena berbagai kelompok manusia yang memiliki kebutuhan tertentu saling berinteraksi satu kelompok dengan kelompok lainnya, tentunya melalui interaksi manusia itu terjadi perubahan kebudayaan karena dipengaruhi oleh kebudayaan lainnya.

Contoh-nya dapat kita perhatikan kebudayaan Indonesia pada abad 19 dengan perhatikan kebudayaan Indonesia pada abad 20 (Sekarang) tentunya dapat dilihat perbedaanya. Bahkan perubahan kebudayaan yang dimiliki oleh sangatlah dinamis terutama di daerah perkotaan maju seperti Jakarta, yang kebudayaannya sudah banyak dipengaruhi oleh kebudayaan barat.